BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Rabu, 02 Desember 2009

dihempaskan

Aku tidak pernah bisa melupakan dirimu yg kini hadir di dalam kalbu.
Wajahmu seakan membalut rindu yang terasa semakin menggebu.
Andai kamu tahu, kamu pun tak kan pedulikanku,
karena bagimu aku hanyalah debu…
Debu yg akan mudah utk kau hapus dr hidupmu…
Debu…
Kau anggap aku seperti debu.
Namun ku tetap anggap kau sebagai ratu dihatiku.
Tak bisa kutahan rindu yang menggebu.
Menyentuh hingga ke kalbu….
Namun bagimu,aku hanyalah debu.
Debu yg siap kau hapus bila kau mau…
Hapus saja jika itu kan bahagiakanmu.
Tapi kau tak kan mampu tuk menghapus cintaku padamu.
Akan ku jaga cinta ini meski hati terasa pilu,
sebab msh ada sedikit bahagia saat aku merindukanmu…
…dan itu cukup untukku…
Bagai debu yang tak kau kehendaki, namun ada disekitarmu…
seperti itulah aku takkan menjauh darimu…
kau bisa mengibas dan menghapusku…
namun angin rindu kan tetap kembali bawa debu cinta ini padamu. . .
hingga suatu saat nanti kau mungkin mengerti cinta tulusku…
hingga suatu saat nanti kau kan menyadari masih ada aku yg mencintaimu selalu…
hingga suatu saat nanti kamu mampu sadari hanya kamu yg kumau…
dan hanya kamu yg mampu mencairkan hatiku yg beku…
dan selama menanti kau mengerti…
kau anggap debu pun aku tak peduli…
asalkan bisa di dekatmu, walau kau kibas dan hapuskan aku berkali-kali…

rindu

Dulu aku tak tahu betapa perih hati menahan rindu.
Bertarung jiwa ini menahan gejolak hati ingin bertemu.
Tapi tak jua sang waktu membuka pintu temu untuk aku dan kamu.
Seakan terpenjara kita dalam selimut aktivitas yang terasa semu.
Hari berlalu diganti hari kembali, membuat rindu semakin menggebu.
Namun ku hanya dapat bilang aku rindu padamu.

yakinlah pada hatiku...

Menatap dirimu yang tersipu malu,
memberi aku sebuah jawaban bisu,
saat ku bertanya sesuatu di hatimu,
yang begitu dalam kau rahasiakan dariku.
Meski ku yakin namun ku masih ragu,
kala ku bertanya tentang nama itu,
seseorang yang sepertinya berharga untukmu,
tapi tak pernah kau ungkapkan lewat bibirmu.
Begitu banyak waktu yang kita lalui bersama,
berhias suka, duka, canda, tawa dan air mata,
namun kau masih memegang teguh rahasia,
tentang seseorang yang begitu kau cinta.
Kokoh sekali gunung keraguanmu padaku,
hingga kau tidak mau mempercayai aku,
walau aku telah berjanji ‘tuk jaga rahasia ini,
kamu tetaplah kamu yang tidak peduli.
Sahabat, katakanlah sejujur hatimu,
siapakah yang begitu dicintai kamu,
agar aku dapat mengerti,
dan aku tidak lagi penasaran begini.

batas rasa

Cukuplah…
kala mentari pergi hari ini
kuniatkan pula hati tuk pergi…
Aku bukanlah mentari yang setia
berbagi cahaya pada rembulan
untuk dia beri terang pada bumi …
Sekian lama kuberi kau cinta
dengarkan keluhmu, hiburkan laramu…
namun dia tetap yang kau cinta
walau dia telah buat kau terluka…
Cukuplah…
maafkan aku tak lagi mampu
jadi persinggahan kala kau jenuh…
Kala mentari pergi hari ini,
usai saja cinta kita sampai disini…

hargai aku....

Dahulu dengan segala pesonamu kau coba luluhkan hatiku.
Kau suntikkan cinta ke hatiku yang lugu.
Sejuta bahasa indah kau gunakan membuatku seakan jadi pecandu.
Wajahmu, senyummu, bahkan setiap ucapanmu selalu di kepalaku setiap waktu.
Kini saat aku t’lah berikan seluruh hati untukmu, kau pergi meninggalkanku.
Kau biarkan diriku yang terlanjur menggilaimu terluka oleh cintaku sendiri.
Namun, jangan pernah kau berharap aku akan berlutut memohon dirimu untukku.
Karena aku bukan pengemis cinta.
Peluk saja mesra dirinya.
Cium bibirnya sebisamu, seromantis yang kalian mampu.
Aku tidak akan peduli lagi.
Meski tak dapat aku sangkali jika sakit masih terasa di hatiku.
Dan bila suatu saat nanti, ada sesal di hatimu karena memilihnya,
Jangan pernah kau coba kembali padaku.
Aku tidak dapat memberimu cinta seperti yang dulu lagi.
Walau aku tidak pernah bisa membencimu,
Tapi aku takut kau hanya akan kulukai.
Karena kau juga t’lah mengajariku bermain cinta.

pantaskah

CINTA…..
Pantaskah ku membicarakannya?
Ku yg hanya gadis 17tahun memikirkan cinta,
Melogikakan cinta yg sungguh tak buahkan apa,
Hanya mlahirkan kepingan tanya..

Mungkinkah ku pantas?
menggapai cinta yg takkan kuat q genggam,
meraih cinta yg takkan hakiki ku rajutkan…. saat ini…

Mungkinkah ku pantas?
memimpikan cinta yg takkan suci kuramalkan,
menghayalkan cinta yg takkan terjamah ku bayangkan..

mungkinkah, Mungkinkah ku pantas???
ah,. entahlah..
Bagai menunggu keringnya lautan,ku kan sia-sia….

‘tuk para jiwa muda, cinta kan datang dan indah pada waktunya….

Po

kelabu

Senja menghilang di ufuk timur
menanti jutaan warna yang akan berseru
disini ada tanya :
inikah sebuah pertanda?
inikah jawabnya?
tak ada mendung berharap hujan

Jauhkan ku dari semua penat yang tak bertepi
tak mau teroleskan luka sepi yang mengggalau di paras’y
sebab lelah sudah ku memahami semua tanya yang tersirat di wajahnya

Selalu
selalu dengan hangat
dan berakhir di kedinginan malam

sebuah dilema yg melanda...

Selalu aku mencintaimu
Selalu ada waktu untukmu
Mengapa kau tak pernah hargai itu
Mengapa kau selalu rendahkan aku

Seburuk itukah diriku dimatamu
Tak pantaskahaku ada didekatmu?
Mengapa hatimu begitu keras?
Mengapa tak pernah kau bisa buka hatimu untukmu

Namun aku tetap tak bisa lupakanmu,
Tak pernah bisa jauh darimu
Kau begitu indah,
sulit lupakanmu karena aku terlanjur mencintaimu

Tak pernah sebelumnya ku begini?
Hanya saat aku melihatmu
Aku jadi seperti ini

Semoga Tuhan meluluhkan hatimu
sehingga dapat kau buka hatimu untukku
Untuk ku yang akan selalu mencintaimu.

selau kau terkenang

Kenangan itu…
bukan tertulis di pasir pantai…
yang sesaat saja terhapuskan oleh pasang lautan…
Bukan pula diatas kaca berdebu…
yang dengan mudah tersapu bersihkan…

Kenangan itu terpatri…terukir…
walau mungkin tidaklah seindah karya sang empu…

Kau bisa saja berpaling, meninggalkan, menyimpan atau menyingkirkannya…

Namun kenangan itu…
tetap ada disana…
diantara kau dan aku…

Kenangan itu…
ada bagian yg membuat mata merebak berkaca…
ada bagian yang menggugah berbagai rasa…

Apapun adanya…
kenangan itu
masih membuat aku tersenyum
diantara derai airmata…

Kenangan itu…karena aku…
pernah mencintaimu…
masih mencintaimu…
akan tetap mencintaimu…

ketidak sempurnaan cinta...

Tak kan ada yang abadi…
Seperti embun yang terhapus mentari…
atau seperti alunan nada yang berhenti…
Tak kan ada yang abadi…
Juga dengan cintaku yang dulu berseri…
tapi kini segalanya telah mati…
Selayak hening menjemput malam…
Tak terdengar lagi kata yang kusulam…
Mungkinkah hati ini begitu tenggelam…
Oleh kenangan indah di masa silam…
Bendera putih akhirnya kukibar…
Saat tiada guna cinta yang kutebar…
Tiada kata lagi yang dapat terlontar…
Karena hatimu tetap tak bergetar…
Tak kan ada yang abadi…
Tak mampu lagi pasir berbisik…
Meski mereka terus diusik…
Cintaku ini layaknya sebuah pertunjukkan musik…
yang ditinggalkan karena tak lagi asyik…
Bukan aku bersikap keji…
Abaikan satu buah janji…
Bukan aku tak cinta lagi…
Bila aku putuskan ‘tuk pergi…
Selamat tinggal pujaan hati…
Mungkin kau tak pernah mengerti…
Hatiku terasa dingin seakan menjadi beku…
Saat aku mulai sadari jika kau bukan jodohku…
Bagai udara yang keluar dari suling…
Memang sulit bagiku untuk berpaling…
Seperti panas magma dalam perut bumi…
Sesungguhnya masih kuharapkan cinta kita bersemi…
Tapi…
Tak kan ada yang abadi…
Seperti padamnya semangat yang berkobar…
Begitu juga dengan titik sabar…
Biarlah bayanganmu menjadi semu…
Saat kucoba untuk melupakanmu…
Tak kan ada yang abadi…
Bila cintaku tak buat hatimu tertembus…
Maka biarlah menghilang bersama angin yang berhembus…
Tak kan ada yang abadi…
Seperti kan hancurnya sebuah guci…
Begitu juga dengan cintaku yang suci…

kesendrianku

Ku lihat bulan malam ini,
Begitu terang menyilaukan hatiku
Namun sayang……
Tak kurasakan lagi pelukanmu malam ini

Dulu kita menikmati indah bulan bersama sama
Melalui dinginnya malam berdua
Terasa indah, mungkin terlalu indah kenangan itu
Hingga terus membekas dihatiku sampai saat ini

Aku rindu dirimu cinta
Mengapa kau tinggalkan aku?
Setelah kumiliki sejuta harapan untuk bisa selamanya bersamamu,
Kau berlalu begitu saja dariku

Malam ini kupandang bulan dengan tangisan
Sendiri menahan dingin malam tanpa dirimu
Air mata tak kunjung terusap
Tak kunjung datang malaikat pengganti dirimu
Dan aku tersadar bahwa dia tak mungkin datang
Dan aku sadar bahwa malam ini
Aku kan sendiri lagi

cnt yg terpendam

Haruskah setiap detik yg berlalu slalu ku sebut namamu,
agar kau tau bahwa aku sungguh cintai kamu…
Haruskah setiap angin yang berhembus ku bisikkan tentang perasaanku padamu,
agar kau yakin bahwa cintaku ini bukan cinta biasa…
Haruskah setiap kali nafas ini ku hela,
aku katakan bahwa aku mencium harumnya aroma rambutmu, agar kau benar-benar percaya
bahwa aku “menggilaimu”…
ini sajak cinta…
mungkin kau boleh saja meraguinya..
ini sajak cinta…
mungkin kau boleh saja menghapusnya..
ini memang hanya sajak cinta, mungkin kau boleh saja meludahinya jika kau benci…… tp sajak cinta ini tak bisa ku musnahkan dari diriku, karena telah kutulis dengan pena jiwa dihati ini…
hingga sampai nadi ini berhenti bergetar, sajak ini takkan pernah terhapus… Karena Aku mencintai seperti bintang mencintai langit,
tak kan pernah suram meski mentari menutupi sinarnya… Seperti bintang yg selalu ada utk malam… Aku akan selalu ada utkmu… Meski hanya utk kau sakiti, kau lukai perasaan ini… Aku akan coba bertahan demi mendapatkan segenggam saja cintamu… Segenggam cinta yg sangat kurindu utk mengisi relung hatiku… Dan akan terus aku menanti, akan terus aku bermimpi, suatu saat kau kan dapat mencintaiku…

mantan pujaan....

Saat kau datang
Kurasakan harapan baru datang dalam hidupku
Merasakan pujian pujian darimu
Yang membuatku lupakan masa lalu ku yang kelam

Kau bilang aku yang terbaik
Kau bilang aku yang kau sayang dan kau cinta
Semua sanjunganku membuat aku terbuai
Dan aku semakin yakin bahwa kau lah cinta sejatiku
Yang tak kan tinggalkan aku……..

Namun semua telah berputar
Kini kau pergi jauh
saat ku merasa terjebak dalam kesepian ini
Kau injak aku saat aku terjebak dalam jurang patah hati ini

Kesengseraan ini terasa begitu menyakitkan
Kau lupakan janji kita
Janji untuk sehidup mati
Janji yang kau ucapakan dulu waktu kita bersama

Kepergianmu mninggalkan luka yang mendalam
Mengiris jiwa dengan kesepian
Namamu terukir dalam di haitku
Semoga aku juga selalu ada dihatimu
Sebagai sang mantan yang kau hancurkan

sendiri dlm lamunan...

Terdiam aku disini dalam sepi…
Masih diriku mencari sebuah arti…
Berharap hadirnya dia yang kusayang…
meski kusadari cinta ini terlarang…
Bila saja cinta ini tidak terlanjur ada…
mungkin aku tidak akan begini…
Jiwa terhempas dalam imajinasi…
tersiksa oleh rindu tak bertepi…
Dia tak kan pernah aku miliki…
meski hanya untuk sesaat waktu…
Namun dia akan selalu kucintai…
hingga jiwa ini meninggalkan ragaku…

kala gundah menghantuiku

kurasa hatiku sudah tak bisa lagi jatuh cinta

Kurasa hatiku telah terpasung oleh cinta lamaku

Namun semua berubah kala aku mulai mengenalmu

Meski aku yakin ini bukan cinta, tapi hatiku terus berdebar saat bersamamu

Benarkah aku jatuh cinta padamu?

Rasanya aku tak percaya akan perasaan ini…

Tapi semua telah mengalir…

Cinta ini masuk tanpa permisi, mengisi kekosongan hati ini

Aliran cinta ini begitu deras menyengatku

Meski penuh keraguan…. meski penuh keyidakpastian

Namun aku benar benar merasa berbeda kala didekatmu

Senyummu, tawamu, tatapan matamu…

mampu menghancurkan semua komitmenku

yang akan terus mencintai cinta lamaku

Ternyata, dirimulah yang akhirna mampu menggantikannya dihatiku

Namun, aku tak yakin….

Apakah perasaanku ini juga kau rasakan?

Mampukah kau menerimaku yang penuh hinaan ini?

Dan pantaskah aku bersanding denganmu?

Semua sakit hati masa laluku

Masih begitu terasa, dan membuatku takut untuk merasakan cinta lagi

Aku takut, cintaku padamu akan menyakitiku lagi

Jadi aku akan menyimpan cinta ini

Hingga tiba waktu yang tepat untukku mengungkapkannya

dosaku...

Maafkan aku kasih….
Maafkan aku atas semua perhatianku padamu
Sebisa mungkin akan aku coba melupakanmu
Dan melepaskan semua harapan dihati

Maafkan aku cinta….
Maafkan aku atas semua keinginanku ini
Yang mungkin bagimu adalah sebuah kebodohan
Kebodohan yang amat mengganggumu

Maafkan aku sayang…
Maafkan aku atas semua perasaan ini
Tak pernah aku bermaksud untuk mengusikmu
Aku hanya ingin kau tahu
Bahwa aku sungguh mencintaimu

Jika menurutmu itu salah,
Jangan biarkan matamu melihatku
Biarkan aku saja yang memandangi indahmu dari kejauhan
Dan jangan biarkan bibirmu menyebut namaku
Biarkan bibirku saja yang selalu menyebut namamu, dalam setiap do’aku

saat terahir...

jika hatiku bisa berteriak maka ku yakin akan lebih keras suaranya dari deburan ombak, tak ku sangka lidahku kelu untuk ucapkan kata “benci” untukmu..yang hanya terucap kata cinta, kata sayang, kata rindu.. tanpa ku sadari tak mampu ku ucap kata benci untukmu karena selalu ada 1 tempat untukmu bertahta di hatiku

hatiku ingin menjerit sekuatnya kasih..namun ku tak jua mampu,, sungguh teganya dirimu memberikan harapan hampa untukku, harapan yang selalu ku impikan, sekarang tinggallah kenangan indah yang hanya bisa ku gores melalui tinta kesedihan yang tak ku tau sampai kapan akan habis tinta itu ku tulis di diaryku.

terima kasih untuk kenangan nan indah itu, semua kenangan indah akan ku tutup di lembaran diary terakhirku…

RINDU

Gelombang suara dalam sunyi sepi
Waktu menghilang di hembus angin
Nada hati berbunyi syahdu
Bisikan malam menghantui jiwaku
Oh malam….
Terangilah hatiku dalam cahayamu
Agar aku berada dalam kisahmu
Dan tunjukkan dinginmu dalam sepiku
Agar aku tau sunyiku berada dalam gelapmu
Kasih….
Dimanakah suaramu…
Yang pernah kau alirkan dalam darahku
Hingga aku jatuh dalam waktumu
Dan….hadirlah dalam pintu kehidupanku
Agar malamku dihempas terangmu
Walaupun kau jauh dariku

Nista

Ingin ku tulis sesuatu, di selembar kertas tentang kamu.
Lalu kulempar di tumpukan sampah bersama anjing.
Sudah muak diriku, mendengar kata surga darimu.
Janji dan hanya janji yang selalu kau ungkap.
Hanya nol yang terealisasi, tiada yang terwujud.
Tak perlu lagi kau ucapkan kata untukku.
Sekarang kamu coba sejenak mendengarkan curhatku
Agar kau tahu apa mau diriku
Tetapi pernahkah kamu mengerti
Atau kamu memang tak punyai hati
Sudah…pergi saja…aku tidak butuh dirimu.
Atau…sebelum terlambat
Lebih baik diriku saja yang pergi